Cari Blog Ini

Rabu, 17 Juni 2015

Sesuatu terjadi karna sebuah alasan

Berbagi.com Sesuatu Terjadi Karena Sebuah
Alasan
Saat terjadi sesuatu yang baik, rasanya
mudah saja untuk mengatakan 'memang
sesuatu terjadi karena sebuah alasan'.
Berbeda jika hal itu adalah buruk dan
menjengkelkan, tiada henti-hentinya kita
menanyakan 'mengapa ini terjadi?'. Tidak
hanya peristiwa, orang yang kita temui setiap
harinya juga hadir karena sebuah alasan;
dan alasan itu selalu positif jika kita mau
berpikir secara proses, tidak hanya dari
hasilnya saja. Seringkali kita harus
berhadapan dengan situasi yang
menyakitkan, dan merasa bertemu dengan
orang-orang yang salah. Sebagian orang
memilih untuk melupakan dan tidak mau
tahu dengan hal-hal buruk itu, sementara
sebagian lainnya tidak bisa menerima
keadaan dengan menuntut ganti rugi dan
meluapkan kemarahan atau membalas
dendam. Berapa banyak orang yang bisa
berdamai dengan rasa sakit dan
menyadarinya sebagai suatu proses? Rasa
sakit, kesedihan dan kekecewaan bukanlah
sesuatu untuk dilupakan, tidak juga untuk
dihilangkan dengan menuntut balas. Cara
yang terbaik untuk melaluinya adalah dengan
menerima dan mengolah rasa yang
merugikan ini menjadi sesuatu yang
membangun diri. Bahkan hal buruk pun
sebenarnya ikut membentuk pola pikir dan
kebijaksanaan seseorang dalam menghadapi
sesuatu. Dalam keadaan berkelimpahan
mungkin tidak pernah terpikir untuk
menghemat dan memanfaatkan fungsi barang
dengan lebih efisien. Rasa tidak berdaya
karena keterbatasan memang menyakitkan;
seringkali kita dipandang remeh dan harus
menahan keinginan karena tidak mampu
membeli. Namun jika dilihat sebagai proses,
keadaan itu membentuk gaya hidup yang
lebih efisien, sederhana dan hemat. Pada
saatnya, ketika kesuksesan di tangan, kita
bisa menjadi seorang yang berkelimpahan
dengan gaya hidup yang lebih bijak.
Berinteraksi dengan orang yang salah akan
menimbulkan kekecewaan dan juga kerugian.
Namun orang itu juga mengingatkan kita
agar tidak berlaku yang sama pada orang
lain. Dia menjadi jalan bagi kita untuk
belajar bagaimana harus bersikap di saat
kecewa dan jengkel. Keimanan dan prinsip
hidup benar-benar diuji dalam hal yang
demikian, membentuk kita menjadi pribadi-
pribadi yang lebih matang. Berhentilah
terpuruk dan marah karena sesuatu yang
buruk, segeralah tersenyum karena Anda
sedang mendapatkan satu lagi pelajaran dan
pengalaman baru. SUMBER: EW Andayani -
kapanlagi.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar